“Duit itu ibarat mantan, sulit dilupakan” “Sewangi-wangi bau parfum, lebih wangi bau duit baru”
“Duit nggak dibawa mati, tapi kalo nggak ada rasanya mau mati”
Duit menjadi incaran masyarakat, baik dikalangan orang tua, remaja, hingga anak
kecil pun juga ikut serta untuk merebutkan lembaran kertas berangka rupiah
tersebut. Sampai-sampai apapun akan dilakukannya hanya karena sebuah “DUIT”.
Sungguh membagongkan. Di zaman sekarang banyak orang rela menjual harga dirinya
demi sebuah “DUIT”. Bukan hanya itu saja, banyak pejabat-pejabat yang tidak
amanah, mereka rela melakukan korupsi untuk mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya, dan semua itu tak lain hanya karena “DUIT”. Tapi di sini bukan
ingin membahas duit kertas ya gaes, melainkan arti dari sebuah “DUIT” bagi
seorang muslimah. Duit di sini ialah sebuah akronim dari Doa, Usaha, Iman, dan
Tawakkal. Sebagai seorang muslimah di saat kita menginginkan suatu akan sebuah
pencapaian hendaknya diiringi dengan “DUIT” (Doa, Usaha, Iman, Tawakkal).
D (Doa) Berdoa bukan hanyalah sekedar meminta kepada Sang Rabb ataupun Sang
Kholiq, namun tak lain ialah pengakuan kita menjadi nyata. Sejatinya doa dan
usaha memiliki ikatan yang kuat, utuh. Tanpa Doa Usaha akan sia-sia, dengan Doa
yang disertai Usaha akan mewujudkan sebuah cita-cita.
U (Usaha) Usaha itu perlu
, Doa dan Usaha sangatlah mempunyai hubungan yang erat. Usaha tanpa Doa itu
sombong, doa tanpa usaha gitu bohong. Sebuah kesuksesan berawal dari sebuah
usahha dan sejatinya usaha tak akan pernah mengkhianati hasil.
I (Iman) Beriman
berati percaya, doa dan usaha harus berdasarkan dengan adanya keimanan. Dengan
keimanan kuat tertanam dalam hati menjadikan kita hidup ke arah yang lebih baik
dan pintu kesuksesan pun akan terbuka lebar.
T (Tawakkal) Tawakkal adala
penyempurna setelah kita yakin, berusaha, dan berdoa.
Disisi lain supaya kata
“DUIT” menjadi lebih sempurna dan lebih bermakna bagi seorang muslimah.
Penulis: Nailatul Mutthoharoh
Editor: Henik Ika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar