• Tradisi Kliwonan di Kabupaten Batang

    Foto: Robby Bernardi/detikJateng

    Indonesia merupakan negara yang plural, yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, budaya dan adat istiadat yang mempunyai ciri khas masing-masing. Salah satunya adalah tradisi kliwonan yang terdapat di Kabupaten Batang. 

    Kliwonan merupakan tradisi lokal yang berasal dari wilayah Batang, Jawa Tengah, Indonesia. Tradisi ini berkaitan dengan kalender Jawa serta dirayakan tiap hari kliwon dalam kalender Jawa. 

    Kliwonan merupakan acara pasar malam yang diadakan setiap hari kamis wage (malam jum’at kliwon) atau 36 hari sekali bertempatkan di Alun-alun Batang, (Mei Fadillah).

    Tradisi "Kiwonan"  merupakan kegiatan rutin setiap "Selapan dino" (36 hari sekali). Tradisi dilakukan setiap hari kamis wage sore hingga malam hari. Kemudian dilanjutkan berkunjung ke sungai Kramat. Tradisi yang masih berlangsung hingga kini bagi masyarakat Batang memiliki arti penting karena diyakini memiliki “Keberkahan” tertentu.  

    Pada hari Kliwon, warga di Batang melaksanakan upacara yang mengaitkan bermacam aktivitas semacam puja bakti, tarian, serta musik tradisional. Tidak hanya itu, terdapat pula pasar tradisional yang diadakan di dekat posisi upacara. 

    Upacara Kliwonan di Batang dipercaya memiliki tujuan untuk meminta berkah serta keselamatan dari Si Hyang Widhi dan mempererat ikatan antara warga dengan alam dekat. Tidak hanya itu, upacara ini juga dipercaya bisa menguatkan spiritualitas serta memperkaya budaya lokal. 

    Berikut adalah rangkaian prosesi ritual kliwonan:

    1. Orang tua serta anak yang hendak diruwat merambah tempat upacara dilaksanakan

    2. Pemimpin ritual berdoa mohon perlindungan Allah SWT

    3. Pemimpin ritual kliwonan berdoa saat sebelum melaksanakan upacara guling (mengguling- glingkan anak yang diruwat ditanah) biar anak jadi sehat

    4. Membuang pakaian kotor yang dipakai anak yang di ruwat. Kegiatan ini melambangkan membuang seluruh penyakit anak yang diruwat

    5. Memandikan anak di sumur yang terdapat dimesjid agung dengan tujuan mensterilkan diri biar bebas dari penyakit. 

    6. Sawuran, yaitu membuang duit receh selaku ciri syukur

    7. Berdoa

    8. Makan bersama


    Penulis: Fitri Maulida


    Daftar Pustaka: 

    Utaminingsih, Sri. (2016). Kearifan Lokal Dan Pembelajaran Era Digital Antara Harapan dan  Fakta. (Universitas Terbuka Convention Center). 

    Hermawan, Ambar. (2017). “Kliwonan dalam Perspektif Historis dan Sosial Budaya  Masyarakat Batang”. Jurnal Penelitian, Vol 14, No 1. 

    Widyatwati, Ken. (2014). "Ritual "Kliwonan" Bagi Masyarakat Batang," Humanika, Vol 20, No 2. 




  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.