• Rindu

    Ilustrasi: bola.com

    Angin pagi berhembus menembus halus dalam sanubari

    Sanubari yang dipenuhi rasa rindu dan haru 

    Dengan kelembutan embun pagi pun datang menyapaku

    Menyapa kerinduan  yang telah lama terpendam

     

    Seperti, dia ingin bertanya padaku

    Kapan kerinduanmu akan menemukan dengan yang dirindukan?

    Hujan gerimis pun turun kepangkuan alam melepaskan kerinduan 

    Ia datang untuk memenuhi undangan tumbuhan yang telah lama kehausan

     

    Pelangi pun mencuat sebagai tanda persahabatan

    Dan sebagai bukti kesetiaan

    Pelangi yang warnanya sangat transparan

    Yang mengusik pandangan dari kejauhan

     

    Namun, samar dari kedekapan pandangan

    Akhirnya hujan reda dan pelangi pun pergi tanpa berpamitan

    Pagi itu jiwa ini ingin segera pulang

    Pulang untuk melepaskan kerinduan yang sudah menghunjam

     

    Karena cemburu pada mereka yang kembali kekampung halaman

    Untuk kembali berpapasan dengan dua insan yang tersayang

    Yang telah lama kurindukan

    Mereka jua yang merindukan kedatangan buah hati tercinta

    Yang telah lama menuntut ilmu diperantauan yang tak kunjung pulang

    Yang kini telah kembali ketanah kelahiran

    Namun, ku punya suratan yang berbeda yang harus kulakukan

     

    Kuhanya bisa menahan rasa rindu itu

    Dan mengadukan kepada sang Tuhan

    Ku bermunajat di akhiran sepertiga malam

    Kupasrahkan semua jiwa dan raga ini dengan penuh kerendahan

     

    Dalam kegelapan malam yang penuh kesunyian dan mendatangkan kekusyukan

    Kedua bola mata yang fitrahnya untuk melihat

    Jua mendermakan air mata yang berlinang

    Derasnya mengalir semakin tak terbentung dimalam itu

     

    Lamban dan pelan batin pun semakin merasakan ketenangan

    Jasmani dan rohani sudah meruahkan kebugaran

    Mengisyaratkan bahwa rasa rindu itu semakin mendapatkan pertahanan

    Dan kekuatan untuk berada diluar  zona nyaman

     

    Jua rasa rindu itu semakin terkendalikan 

    Dengan melepas rindu kepada Sang Tuhan

    Rindu kepada makhluk-Nya sudah terwakilkan

    Hari berganti hari rasa rindu itu semakin terpadamkan 

     

    Ditambah  whatsApp dari kakakku tersayang

    Meraup, membaca dan menghayati pesan 

    Dari insan yang kita satu jalan dilahirkan kedunia

    Sungguh, sangat berperan menguatkan alam kebatinan

     

    Yang tak bisa diungkapkan dengan lisan 

    Bahkan tulisan tak bisa mewakilkan

    Hanya sanubari yang dapat mengungkapkan dengan bahasa batin jua

    Kurun waktu berjalan tanpa sedetik pun mengalami keterlambatan

     

    Ramadhan ketara semakin beranjak 

    Berjalan untuk pergi selama sebelas bulan kedepan

    Tinggal membilang jari akan tibanya lebaran

    Disinilah tak ada angin tak ada hujan

               

    Rindu itu pun kembali menerjang pikiran dan perasaan

    Dia datang tanpa mengetuk pintu dahulu,  maupun mengucapkan salam

    Dia bagai tamu yang datang tanpa diundang saat lebaran

    Aku pun menjamunya dengan penuh ketenangan dan kegembiraan

     

    Berusaha tanpa tangisan maupun air mata yang bercucuran

    Kusambut dia dengan data seluler handphone kunyalakan

    Dengan bismillah video call kuutarakan

    Kepada insan pilihan yang jasanya tak terbalaskan

     

    Mereka adalah malaikat tak bersayapku

    Melalui merekalah aku kedunia dilahirkan 

    Sehingga kubisa melihat betapa indahnya ciptaan Tuhan

    Rasa takhzim, hormat dan mohon maaf lahir dan batin pun kuutarakan

     

    Membuktikan kasih sayang takkan pernah berkurang jua

    Walaupun jarak dan waktu yang memisahkan

    Ouhh Tuhan kuberharap kerinduan ini segera sirna dari dunia kebatinan

    Sehingga ku memohon pada-Mu pertemuanku kembali

     

    Tidak hanya didunia, yang sesaat dan penuh kepanaaan 

    Tetapi jua kumpulkanlah kami kembali 

    Disyurga Firdaus-Mu yang penuh dengan kenikmatan

    Dan hidup dalam keabadian 

    Yang tak penah lekang dan layu ditelan oleh waktu maupun usia

     

    Karena kehidupan abadi yang penuh dengan kebersamaan

    Sudah ditakdirkan dengan izin Tuhan 

    Sehingga kerinduan pun benar-benar sirna dari dunia kebatinan

    Segala puji  dan Maha Suci bagi-Mu Tuhan 

    yang telah menciptakan hati yang memiliki kerinduan


     Penulis: Sahara Tuti

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.