• Sebuah Mimpi Yang Terwujud

    sumber : liputan6.com

     Sebuah Mimpi Yang Terwujud
    Oleh: Muhammad Ulul Albab

    Disaat langit masih gelap , suara ayam jago mulai berkokok, burung – burung di atas pohon mulai bernyanyi dengan merdu dan indah, rerumputan bergoyang – goyang, suara angin sejuk terasa di luar, sedikit demi sedikit sang Mentari mulai menampakkan dirinya menyambut datangnya hari dengan penuh warna dan makna.
    Di pagi yang cerah ini hiduplah sebuah keluarga sederhana antara Ustman, Ratna , dan Bapaknya. Mereka tinggal di sebuah rumah gubuk yang sederhana berdinding papan, beralaskan tanah dan beratapkan genteng yang sudah lama sehingga apabila hujan turun maka air hujan tersebut akan masuk ke dalam rumah. Ustman dan Ratna menjalani hari demi hari dengan di temani oleh Bapaknya, karena Ibu mereka sudah lama merantau ke Luar Negeri sejak Ustman dan Ratna masih kecil.
    Pada suatu malam mereka bertanya kepada Bapaknya..
     “ Pak.. sebenarnya Ibu itu sayang sama Ustman tidak  si..? ”  tanya Ustman
     Ya… Ibu itu sayang kepada kalian. ”  jawab Bapak
     Koq.. Ustman tidak pernah dapat kabar dari ibu .. pak ? ” tanya Ustman dengan    wajah menyesal.
    Bapak tidak tahu ,, nak. mungkin Ibu lagi sibuk kerja,, Man. Jadi belum bisa ngasih kabar ke kalian.” jawab Bapak
     “ Tapi,, katanya Bapak tadi, ibu masih sayang sama kita. Ya… sekali-kali ngasih kabar gitu.” tanya Ratna
    Bapak: “ huuzz.. jangan gitu nak. Ya,, bapak tahu perasaan kalian saat ini lagi kangen ibu kan ? ”
     Iya .. Pak. ”  tanya Ustman
     “ Iya ,, bapak. Ratna juga sangat kangen sama ibu.” tanya Ratna dengan nada pelan dan raut muka sedih.
    Yaa… sudah sekarang kalian tinggal doa dan minta kepada Allah supaya kita bisa bertemu  dengan Ibu nanti.
                “ aminnn….”  Jawab Ustman dan Ratna dengan kompak.
    “ Inikan sudah  malam. Kalian  sekarang tidur saja.. kan besok mau sekolah. Tadi sudah pada belajar belum..?” tanya Bapak
    “ Sudah,,, Pak, tadi Ustman belajar Ekonomi dan Matematika soalnya, Ustman pengen jadi pengusah sukses.”
    Ratna : “ Saya… juga sudah belajar tadi.. Pak.”
    Bapak : “ Ohhh,, anak Bapak memang pintar-pintar.. Ya udah sekarang kalian tidur. lampu bapak matikan ya,, nak ?”
    Ustman dan Ratna : “ iyaa …”
                Disaat Ustman dan Ratna tidur, sekitar waktu dini hari Bapak bangun untuk shalat tahajud dan tasbih serta berdoa kepada Allah supaya anak-anak di beri kesabaran, kesehatan, dan semoga mereka bisa meraih apa yang diimpikan serta menjadi anak yang sholeh/sholehah dan tidak lupa menjadi anak yang berbakti kepada orangtua dan selalu beriman kepada Allah swt.
                Keesokan harinya Ustman dan Ratna dibangunkan oleh bapaknya untuk shalat subuh setelah itu mereka tidak lupa mengaji Al Qu’ran. Saat sang mentari mulai menampakkan seyumnya mereka bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Kemudian mereka berangkat diantar oleh Bapak dengan menggunakan motor lama kepunyaannya. Sesampainya di Sekolahan Ustman dan Ratna tidak lupa untuk minta doa restu sebelum masuk ke sekolahan. Pada saat itu Ustman duduk di bangku kelas IX sedangkan Ratna masih kelas 4 Sekolah Dasar. Setelah mengantarkan anaknya sekolah, Bapak kemudian mulai bekerja sebagai tukang ojek di kampung. Walaupun begitu Bapak tetap bersyukur apapun pekerjaannya yang penting halal. Kemudian mengenai hasil dari jasa ojek tersebut hanya cukup untuk makan dan uang saku sekolah anak-anaknya.
                Suatu ketika saat memasuki bulan-bulan ujian Ustman berbicara kepada Bapaknya .
     “ Bapak… tadi Ustman dapat informasi dari sekolahan.” tanya Ustman
     “ Informasi apa Ustman,,?” Jawab bapaknya.
     “ kan… akhir bulan inikan Ustman mau ujian.. . Pak. Dari pihak sekolah tadi memberikan informasi bahwa Ustman dan teman-teman kelas IX disuruh membayar buat ujian besok.” ujar Ustman
     “ohh,, nha terus apa yang Ustman inginkan ?”
     “ Iya… Ustman cuma berharap bapak bisa membatu Ustman untuk membayar iuran tersebut supaya  nanti bisa ikut ujian.”
    “ Iyaa… nanti Bapak pikirkan lagi.” jawab bapaknya dengan wajah yang penuh kebingungan.

                Setelah mendapatkan info tersebut, kepala bapak pusing tujuh keliling karena memikirkan bagaimana caranya bisa dapat uang untuk membayar iuran tersebut, padahal uang hasil jasa ojek hanya cukup untuk makan dan uang saku anak saja. Dan akhirnya waktu telah berlalu Bapak berpikiran bahwa jalan satu-satunya adalah menjual motor lama itu. Berapapun hasilnya yang terpenting bisa untuk membayar ujian Ustman besok. Jam demi jam, hari demi hari telah dilalui. Bapak kesana - kemari menawarkan motor lamanya kepada masyarakat sekitar barangkali ada orang yang ingin membeli motornya. Meskipun motor tersebut sudah lama namun lumayan bagus karena selalu dirawat baik-baik oleh Bapak. Pada akhirnya pucuk dicinta ulat pun tiba, Orang yang di tunggu bapak sudah datang dia adalah tetangga desa yaitu pak Udin. Kemudian setelah Pak Udin datang, bapak memersilahkan masuk ke dalam rumah untuk melihat kondisi motor yang akan dijual. Beberapa menit sudah berlalu akhirnya motor tersebut terjual juga. Dan Alhamdulillah uang hasil penjualan motor tersebut cukup untuk membayar ujian Ustman dan sisanya disimpan.
                Ketika sepulang sekolah Ustman kaget dan heran “ Mengapa bapak koq.. ada di rumah sedangkan motor bapak tidak ada ?” batin Ustman. Kemudian dengan rasa penasaran Ustman bergegas masuk ke dalam rumah.
     “ As’salamuallaikum….”
     “ Wa’alaikumssalam... eh Ustman sudah pulang ya,,, nak? Koq kayaknya kamu heran gitu ada apa?” Tanya Bapak
     “ Bapak tidak kerja… nha terus motor bapak sekarang dimana ?”
     “ Ohh,,, ya hari ini memang bapak tidak kerja karena tadi motor lama kepunyaan bapak , saya jual .. nak.”
     “ Apa…. Dijual Pak. Buat apa pak koq jual motornya ?” Tanya ustman dengan rasa heran
     “ Tidak usah dipikirin,, nak. Nha ini bapak ada uang buat membayar ujian kamu besok.”
       hmm… bapak pasti dapat uang ini dari hasil jual motor tadi ya,,,?”
     “ Ya,, nak.Yang terpenting sekarang kamu bisa ikut ujian dan lulus sekolah ,… nak.!”
     “ Tapi….. pak.”
     “ udah,,, tidak usah dipikirin lagi.. Bapak tidak apa-apa. Nanti bapak kan bisa cari kerja yang lain dulu. Sekarang bapak pesen sama kamu.. supaya giat belajar dan berdoa agar nanti kamu bisa lulus dengan nilai yang baik dan memuaskan ,, nak !”
     “ hmmm… baik pak Ustman janji akan giat belajar nanti. Terima kasih.. pak. Maaf kalau Ustman selama ini sudah merepotkan bapak ?”
     “ Iya… Nak tidak apa-apa.”
                Dengan tekad yang kuat dan semangat yang pantang putus asa Ustman mulai bersungguh-sungguh untuk giat belajar meraih cita-citanya dan membahagiakan Bapaknya. Waktu ujianpun sudah di depan mata, Ustman telah siap serta yakin “ Semoga nanti apa yang telah saya kerjakan dapat hasil yang baik.. Ya Allah..?” batin Ustman. Bel masuk ujian telah berbunyi Ustman segera masuk kelas dan tidak lupa juga untuk berdoa. Waktu megerjakan soal sudah dimulai, semua peserta ujian termasuk Ustman sangat antusias dalam mengikuti ujian kali ini.
                Waktu berlalu dengan begitu cepatnya, akhirnya Ujian Nasional telah selesai, rasa syukur senantiasa Ustman dengan ucapan kalimat “Allhamdulillah” semoga dengan bacaan tersebut Ustman berharap ujian yang tadi telah dilaksanakan tidak sia-sia. Di sela-sela libur dan menunggu pengumuman hasil Ujian Ustman mengisi waktunya dengan berinovasi dan berkreasi membuat anyaman dari bambu untuk dijual supaya dia bisa mendapatkan uang untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Waktu yang telah ditunggu-tunggu Ustman pun tiba. Pengumuman hasil ujian akan segera di bagikan dan betapa terkejunya serta bahagia hati Ustman ketika melihat hasil ujian tersebut, hasinya tidak jelek malah dia mendapat nilai yang memuaskan dan meraih posisi ranking pertama di sekolahannya. “ Terima kasih Ya… Allah atas nikmat yang kau berikan ini…” Batin Ustman dalam hati. Dengan hasil yang telah diraihnya pihak Sekolahan memberikan beasiswa kepada Ustman untuk melanjutkan sekolahnya ke jenjang selanjutnya.
                Tidak begitu lama Ustman datang ke SMA untuk mendaftarkan dirinya dan Alhamdulillah dia bisa masuk di SMA tersebut. Hari terus berganti, Bulan berganti bulan, dan Tahun berganti tahun. Sudah tidak terasa Ustman tiga tahun sekolah di SMA telah terlewati,  setelah lulus SMA dengan nilai yang memuaskan juga dia bisa melanjutkan kuliah disalah satu Universitas di Semarang dengan gratis karena sebelumnya telah mendapatkan beasiswa. Pada saat kuliah inilah Ustman mulai mengasah ilmu yang lebih dalam lagi dan ia memilih jurusan Ekonomi karena dalam bidang ini nilai Ustman cukup bagus dan cita-citanya adalah ingin menjadi pengusaha sukses. Ustman dipandang oleh teman-temanya sebagai seorang yang berprestasi dan aktif tidak heran jika dia mempunyai banyak teman. Sikap yang baik, ramah , sopan dan pandai berkomunikasi menjadikan Ustman disukai oleh banyak teman.Waktu telah berlalu masa kuliah hampir selesai setelah lulus S1 kemudian dia melanjutkan ke S2 dengan segala usaha dan tawakal akhirnya Ustman sukses mendapatkan gelar S2 nya .
    Setelah itu, Ustman berhenti kuliah dan mulai bekerja di salah satu perusahaan ternama di Jakarta. Dengan modal ketekunan, disiplin, tanggungjawab, dan ikhtiyar dia mendapatkan predikat sebagai karyawan yang teladan dan pantas menduduki jabatan Direktur di perusahaan tersebut menggantikan Direktur sebelumnya yang sudah mundur atau pensiun. Dengan dipimpinya perusahaan itu oleh Ustman dari tahun ke tahun perusahaan itu mulai berkembang pesat, karyawanpun mulai bertambah. Ustman tidak lupa untuk selalu bersyukur kepada Allah Swt atas nikmat yang telah ia dapatkan. Sekarang dia dan bapak serta adiknya tidak lagi tinggal di rumah sederhana itu lagi,, Ustman sudah bisa membangun rumah yang keluarga impikan, motor yang bapak  jual buat membayar ujian sudah di sulap menjadi mobil. Betapa senangnya hati bisa membahagiakan keluarganya. Hal ini juga tidak lepas dari anugerah yang Allah berikan kepada Ustman dan Keluarganya, untuk itu setiap kali mereka selalu tekun ibadah dan bersyukur kepada Allah swt.
                Satu hal kewajiban yang harus Keluarga Ustman laksanakan yaitu ibadah haji. Kemudian mereka mendaftarkan dirinya untuk ikut melaksanakan ibadah haji. Beberapa tahun kemudian waktu keberangkatan untuk ibadah Haji sudah tiba, Ustman dan keluarga segera bersiap-siap untuk melakukan ibadah Haji dengan ucapan “ Bismillahirahmanirrahim …” dan niat mereka berangkat haji. Setelah sampai disana mereka selalu berdoa dan zikir. Salah satu doa Ustman yaitu “ Ya.. Allah.. Ya Rabbi Ustman berharap semoga Engkau bisa mempertemukan saya dengan Ibuku,, walaupun itu hanya sekadar dalam mimpi atau kenyataan saya sudah senang Ya.. Allah ..” batin Ustman dalam hati dengan penuh kekhusyu’an dan kesedihan batin.
                Beberapa lama kemudian pada saat pulang ke Penginapan, Ustman dan bapaknya sedang berjalan-jalan dan secara tidak sengaja menyenggol seseorang di sampingnya karena banyak orang yang lalu lalang di kota Mekkah ini. Keajaiban dan anugerah dari Allah muncul doa Ustman akhirnya langsung terkabul, secara tidak sengaja seseorang yang Bapak senggol adalah istrinya ( ibunya Ustman ) yang bekerja merantau ke Luar Negeri sejak Ustman masih kecil. Betapa gembira dan bahagianya hati mereka melihat ibu kembali yang sudah lama tidak ada kabarnya,, lama sekali Ustman berbincang-bincang dengan ibu karena dia sudah sangat rindu. Berbagai kisah suka dan duka mereka ceritakan. Akhirnya, perbincangan tersebut telah selesai, berarti bertanda bahwa pertemuan mereka telah berakhir juga, saat waktu meninggalkan ibunya Ustman dan Ratna tidak lupa memeluk dan mencium tangan sebagai tanda perpisahan mereka. Setelah mereka pulang ke Tanah Air rindu ibu masih terbenam dalam pikiran dan batin mereka, namun tentu mereka hanya bisa berharap saja bahwa semoga keadaan Ibu disana diberikan kesehatan dan panjang umur, serta dapat dipertemukan lagi di lain waktu.
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.