Momentum langka gerhana matahari pada 09/03 kemarin dimanfaatkan betul oleh warga semarang dan sekitarnya. Pagi-pagi buta ribuan orang mulai berdatangan untuk menyaksikan secara langsung peristiwa langka tersebut. Memang dari pihak pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang bekerjasama dengan Prodi Ilmu Falak UIN Walisongo dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah menyelanggarakan kegiatan nonton bareng dan shalat gerhana matahari yang dilanjutkan dengan Istighasah bersama sukses UN/SNMPTN.
“Peristiwa gerhana matahari merupakan peristiwa alam yang sangat langka terjadi di suatu wilayah, di Indonesia sendiri baru akan terjadi pada 20 April 2042 atau sekitar 30 tahun sekali,” jelas Dr. H. Ahmad Izzuddin, M. Ag Ketua Panitia Penyelenggara Nobar dan Shalat gerhana di MAJT sekaligus Kaprodi S2 Ilmu Falak Pascasarjana UIN Walisongo. “Meskipun tidak seperti Bangka belitung, Palu dan Palembang yang mengalami gerhana matahari total (GMT), gerhana matahari sebagian (GMS) di Semarang mempunyai keunikan tersendiri, pasalnya peristiwa langka ini secara astronomis sama persis dengan peristiwa gerhana matahari yang pernah terjadi pada zaman rasulullah yaitu 80%-90% permukaan matahari tertutup oleh bulan” imbuhnya. Rasulullah sendiri hanya melaksanakan dua kali shalat gerhana dari delapan kali gerhana yang pernah terjadi pada masa hidupnya yaitu sekali pada saat gerhana bulan dan sekali pada saat gerhana matahari.
Lantunan takbir dan tahmid dikumandangkan sebelum prosesi nonton bareng dan shalat gerhana dimulai. Baru sekitar pukul 06.50 WIB kegiatan pengamatan gerhana matahari dilakukan dengan dipandu langsung oleh Dr. H. Ahmad Izzuddin, M. Ag. Sebanyak Lebih dari 30.000 pasang mata menyaksikan peristiwa gerhana matahari yang merupakan salah satu bukti kebesaran dan keesaan Allah SWT, hadir juga para kyai dan alim ulama’ se-Jateng dalam kegiatan ini yang bertepatan dengan kegiatan MUSDA MUI JATENG. Pengamatan gerhana matahari ini dilakukan dengan menggunakan kaca mata khusus yang sudah disediakan panitia penyelenggara supaya tidak merusak retina mata. Selain itu pihak panitia juga menyediakan 3 teleskop dengan berbagai jenis dengan dipandu langsung oleh praktisi ilmu falak dari UIN Walisongo yang beberapa diantaranya merupakan mahasiswa bidikmisi.
Setelah pengamatan gerhana, acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an, menyanyikan Indonesia Raya, Sambutan-sambutan dan shalat gerhana sebagai puncak rangkaian acara yang dilanjutkan dengan Istighasah bersama sukses UN/SNMPTN. Dalam prosesi ini terdapat hal yang menarik karena payung raksasa yang terletak di plasa halaman MAJT dibuka dengan megahnya. “Ya payung sengaja kami buka supaya tidak panas dan jamaah bisa khusyu’ dalam melakukan ibadah shalat gerhana, karena memang shalat dilaksanakan di luar” jelas Drs. H. Agus Fathuddin Yusuf, MA (Wakil Ketua Dewan Pelaksana Pengelola MAJT). Payung raksasa di MAJT sendiri berdiameter 13 meter (lebih besar 3 meter dari payung raksasa yang ada di masjid an-Nabawi Madinah).
Sambutan pertama disampaikan oleh Drs. H. Muhyiddin, M. Ag. (Sekretaris Umum Dewan Pelaksana Pengelola MAJT), beliau menyampaikan bahwa gerhana matahari merupakan bukti kebesaran Allah, sehingga kita sebagai makhluk yang taat harus menyikapinya dengan bijaksana yaitu dengan merenung/intropeksi bahwa kita sebagai manusia tidak boleh sombong dan angkuh. Selanjutnya sambutan kedua disampaikan oleh Prof. Dr. H. Muhibbin, M. Ag. (Rektor UIN Walisongo) yang dalam sambutannya beliau menyampaikan pemikiran dan mainset yang berkembang di masyarakat bahwa “saat gerhana matahari terjadi karena dimakan oleh ‘buto’ adalah tidak benar”. Beliau menambahkan bahwa peristiwa gerhana merupakan peristiwa alam sebagai bukti atas kebesaran Allah SWT. Dan sambutan terakhir oleh Drs. H. Heru Sudjatmoko MSi (Wakil Gubernur Jawa Tengah), beliau menyampaikan bahwa peristiwa gerhana matahari yang terjadi di Indonesia yang terkenal dengan umat islam terbesar di dunia ini bukan sekedar kebetulan belaka melainkan terdapat maksud dan tujuan tertentu dari Allah SWT.
Pada pukul 07.30 WIB shalat gerhana matahari dilaksanakan dengan Imam KH. Ulil Abshor al-Hafidz yang diikuti ribuan jamaah yang hadir. Dalam suasana yang tenang dan khusyu’ dibacakan potongan surah al-Baqarah pada takbir pertama dan awal surah Ali Imron pada takbir kedua kemudian dilanjut dengan ruku’ dan sujud. Selanjutnya pada rakaat kedua dibacakan potongan surah an-Nisa’ pada takbir ketiga dan surah al-A’la pada takbir keempat, dilanjut dengan ruku’, sujud, dan diakhiri salam dengan tertib. Selanjutnya khotbah disampaikan oleh Dr. H. Noor Achmad, MA (Ketua Dewan Pelaksana Pengelola MAJT/Rektor UNWAHAS/Anggota Komisi VIII DPR RI). Beliau menyampaikan bahwa gerhana matahari merupakan peristiwa alam yang biasa saja, “Diriwayatkan dari siti Aisyah, gerhana tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang yang hebat. Artinya ini peristiwa biasa saja, tapi menjadi luar biasa karena fenomenanya sangat langka,” jelasnya. Selanjutnya beliau juga berpesan kepada ribuan jamaah yang hadir, bahwasanya dengan peristiwa gerhana ini hendaknya kita berintropeksi diri dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT karena belakangan diketahui terjadi kemaksiatan dimana-mana seperti maraknya prostitusi, narkotika, minuman keras bahkan LGBT (lesbi, gay, biseks, dan transgender) yang sedang hangat-hangatnya.
Rangkaian acara nobar dan shalat gerhana ini diakhiri dengan Istighasah sukses UN/SNMPTN yang dipimpin oleh Habib Ja’far Almusawwa.
bezatish furniture kunjungi website kami penjual mable jati asli Jepara. https://www.bezatishfurniture.id - www.bezatishfurniture.id - bezatishfurniture.id - Bezatish Furniture
BalasHapus