MAHASISWA BIDIKMISI WALISONGO SEKOLAH JURNALISTIK
Semarang (19/03), Terik panas matahari pada hari sabtu siag itu (19/03/16), tidak menghalangi
semangat mahasiswa bidikmisi untuk mengikuti sekolah jurnalistik dan desain yang
diselenggarakan di gedung O fakultas Ushuluddin dan Hamaniora. Semangat dalam
berpartisipasi mengikuti pelatihan ini tergambarkan oleh senyum yang mengembang
di wajah mereka walaupun pencairan uang living cost belum juga kunjung akan cair
serta tak ada kepastiannya.
Sekolah desain dan jurnalistik yang telah di buka oleh ketua bidikmisi community
walisongo. “Progam kerja dari devisi kajian dan jurnalistik yang akan dilaksanakan
setiap dua minggu sekali, diharapkan akan keseriusannya dalam partisipasi ini. Serta
rasa akan bangga karena mau meluangkan waktu luangnya pada saat weekend, yang
biasanya digunakan oleh mahasisiwa untuk pulang kampung masing-masing atau
untuk mencari uang saku tambahan dan memberikan wadah bagi yang mempunyai
soft skill dalam bidang tulis menulis dan desain karena tidak semua lulusan sarjana
akan bekerja pada bidang kejurusan masing-masing,” demikian isi pembukaan
sekolah jurnalistik dan desain oleh Abdul Karim selaku ketua umum BMC
Walisongo.
Sekolah jurnalistik merupakan sebuah wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan
bakat atau soft skill mereka dalam hal tulis menulis, berwawancara, menggali
informasi dan masih banyak lagi. Pekerjaan tulis menulis tidaklah mudah dan
tidaklah susah, membiasakan menulis adalah satu cara kita untuk belajar menjadi
seorang penulis. Menulis adalah salah satu mendokumntasikan suatu hal lewat
goresan goresan hasil dari sebuah gagasan atau imajinasi seseorang. Banyak sekali
berbagai macam tulisan bisa berupa tulisan berita, cerpan, novel, naskah pembuatan
film, puisi, essay, artikel dan lain sebagainya.
Pertemuan pertama sekolah jurnalistik ini di latih oleh Mochammad Saifudin sebut
saja mas Ifo, mantan PU (Pemimpin Umum) LPM IDEA fakultas Ushuluddin dan
Humaniora . Dia memberikan materi tentang mencari data dan penulisan berita.
Dalam pencarian data berita ada beberapa langkah diantaranya melakukan wawancara
dengan narasumber, reportase dan riset kepustakaan. Materi tentang mencari data ini
cukup membingungkan oleh beberapa mahasisiwa bidikmisi yang belum mengetahui
apapun itu dasar jurnalistik dan bagaimana, seperti apa itu jurnalistik, salah satunya
adalah Nurul Hafidhoh yang memeberikan kritik dan sarannya agar dua minggu yang
kan datang lebih baik dan memberlebih dahulu apa memberikan gambaran umum
tentang jurnalistik.
Materi tentang penulisan berita ini berisi tentang apa itu berita? Dan bagaimana cara
menulis berita. Dalam penulisan berita haruslah mencakup 5W+1H, dapat
membedakan mana itu fakta dan opini dan kandungan berita yang berisi lead, tubuh
berita dan penutup. Ada beberapa jenis berita seperti straight news dan soft news.
Dalam penulisan berita ini, Tafrihan memberikan pertanyaananya “ mengapa dalam
penulisan dia yang terlalu pedas dalam mengkritik suatu hal yang dikirim ke media
surat kabar selalu ditolak apakah ada solusinya?” lalu mas Ifo menjawab “ ada
beberapa kemungkinan dari pihak media surat kabar mengapa menolak dan tidak
menerbitkannya salah satunya adalah tidak mau terjadi suatu yang kontroversial yang
dapat merugikan pihak media surat kabar.”
Pertemuan pertama sekolah jurnalistik ini diakhiri dengan memberikan contoh berita
yang di tulis oleh salah satu anggota LPM IDEA, yang kemudian mahasiswa
bidikmisi diberikan tugas untuk menulis apa yang dia dapatkan dalam pertemuan
pertama sekolah jurnalistik ini yang di kumpulkan pada hari minggu (20/03/16)
sebagai hasil percobaan pertama dan diharapkan teman yang belum bisa menghadiri
pertemuan ini dua minggu yang akan datang bisa mengikuti sekolah jurnalistik ini.
semangat mahasiswa bidikmisi untuk mengikuti sekolah jurnalistik dan desain yang
diselenggarakan di gedung O fakultas Ushuluddin dan Hamaniora. Semangat dalam
berpartisipasi mengikuti pelatihan ini tergambarkan oleh senyum yang mengembang
di wajah mereka walaupun pencairan uang living cost belum juga kunjung akan cair
serta tak ada kepastiannya.
Sekolah desain dan jurnalistik yang telah di buka oleh ketua bidikmisi community
walisongo. “Progam kerja dari devisi kajian dan jurnalistik yang akan dilaksanakan
setiap dua minggu sekali, diharapkan akan keseriusannya dalam partisipasi ini. Serta
rasa akan bangga karena mau meluangkan waktu luangnya pada saat weekend, yang
biasanya digunakan oleh mahasisiwa untuk pulang kampung masing-masing atau
untuk mencari uang saku tambahan dan memberikan wadah bagi yang mempunyai
soft skill dalam bidang tulis menulis dan desain karena tidak semua lulusan sarjana
akan bekerja pada bidang kejurusan masing-masing,” demikian isi pembukaan
sekolah jurnalistik dan desain oleh Abdul Karim selaku ketua umum BMC
Walisongo.
Sekolah jurnalistik merupakan sebuah wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan
bakat atau soft skill mereka dalam hal tulis menulis, berwawancara, menggali
informasi dan masih banyak lagi. Pekerjaan tulis menulis tidaklah mudah dan
tidaklah susah, membiasakan menulis adalah satu cara kita untuk belajar menjadi
seorang penulis. Menulis adalah salah satu mendokumntasikan suatu hal lewat
goresan goresan hasil dari sebuah gagasan atau imajinasi seseorang. Banyak sekali
berbagai macam tulisan bisa berupa tulisan berita, cerpan, novel, naskah pembuatan
film, puisi, essay, artikel dan lain sebagainya.
Pertemuan pertama sekolah jurnalistik ini di latih oleh Mochammad Saifudin sebut
saja mas Ifo, mantan PU (Pemimpin Umum) LPM IDEA fakultas Ushuluddin dan
Humaniora . Dia memberikan materi tentang mencari data dan penulisan berita.
Dalam pencarian data berita ada beberapa langkah diantaranya melakukan wawancara
dengan narasumber, reportase dan riset kepustakaan. Materi tentang mencari data ini
cukup membingungkan oleh beberapa mahasisiwa bidikmisi yang belum mengetahui
apapun itu dasar jurnalistik dan bagaimana, seperti apa itu jurnalistik, salah satunya
adalah Nurul Hafidhoh yang memeberikan kritik dan sarannya agar dua minggu yang
kan datang lebih baik dan memberlebih dahulu apa memberikan gambaran umum
tentang jurnalistik.
Materi tentang penulisan berita ini berisi tentang apa itu berita? Dan bagaimana cara
menulis berita. Dalam penulisan berita haruslah mencakup 5W+1H, dapat
membedakan mana itu fakta dan opini dan kandungan berita yang berisi lead, tubuh
berita dan penutup. Ada beberapa jenis berita seperti straight news dan soft news.
Dalam penulisan berita ini, Tafrihan memberikan pertanyaananya “ mengapa dalam
penulisan dia yang terlalu pedas dalam mengkritik suatu hal yang dikirim ke media
surat kabar selalu ditolak apakah ada solusinya?” lalu mas Ifo menjawab “ ada
beberapa kemungkinan dari pihak media surat kabar mengapa menolak dan tidak
menerbitkannya salah satunya adalah tidak mau terjadi suatu yang kontroversial yang
dapat merugikan pihak media surat kabar.”
Pertemuan pertama sekolah jurnalistik ini diakhiri dengan memberikan contoh berita
yang di tulis oleh salah satu anggota LPM IDEA, yang kemudian mahasiswa
bidikmisi diberikan tugas untuk menulis apa yang dia dapatkan dalam pertemuan
pertama sekolah jurnalistik ini yang di kumpulkan pada hari minggu (20/03/16)
sebagai hasil percobaan pertama dan diharapkan teman yang belum bisa menghadiri
pertemuan ini dua minggu yang akan datang bisa mengikuti sekolah jurnalistik ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar